Selasa, Juli 28, 2009

... semburat ungu ...

Kamu datang dengan semburat ungu
Kali ini tidak dengan menghunus belati
Tetapi dengan satu keranjang penuh ketulusan

Aku bisa bilang aku belum tergiur
Oleh ranumnya rasa yang kau tawarkan
Tetapi sinar matamu mulai menawan

Kamu sentuh langit hari-hariku
Sederhana dan perlahan
Memberikan rona baru pada kehidupanku

Dadaku menggelembung ketika tertawa karena ocehanmu
Kau bawa humor satir tiap dinihari
Aku menikmatinya

Bisakah kau tetap disana
Tunggu aku hingga napasku menetas
Dan siap terbang kembali

Mungkin kali ini bersamamu?



Hitam magis
28 Juli 2009
13.50 WIB

Kamis, Juli 23, 2009

*catatan untuk Ratu Anom*


Hari ini aku membingkai kamu dalam ingatan
Berbagi dengan beberapa tetes air mata yang sengaja cair
Karena dada ini terlalu gegap gempita
Begitu nyeri sekedar untuk menahan rindu

Hari ini aku menandai langit
Berbagi dengan waktu yang terus berputar penuh kendali
Karena kamu akan selalu di lubuk hati
Begitu fana ternyata sebuah kehidupan

Hari ini aku berusaha untuk bermimpi tentang kebersamaan kita
Berbagi dengan kenangan, cinta dan tawa
Karena batasan antara kita sudah dipisahkan oleh maut
Begitu kamu pergi aku tahu aku telah terbelah

Dan kamu akan selalu dijiwaku
Ketika aku hanya menyebut kamu sebagai belahan jiwa
Yang telah beda dunia

Di sore yang mulai turun
22 Juli 2009
Untuk: Ratu Anom
22 Juli 1980 – April 1998
Selamat ulang tahun ya De!
Sampai ketemu nanti.

Kamis, Juli 16, 2009

*nyaris mati*


Beberapa malam lalu aku hampir mati ditanganmu yang telanjang
Napasku sudah mampir di liang lahat
Mataku sudah tenggelam dalam riak
Mulutku sudah siap meledak dan pecah dalam malam
Aku tahu kamu setia menanti ajalku
Tapi bukan begini caranya
Ketika aku dan kamu telah saling membenci
Kau bisa simpan semua buai kata-kata cintaku dalam laci laknatmu itu
Dan aku bisa mencabik semua dusta yang telah kau hamparkan dengan sangat baik ini
Berhenti!
Jangan lagi kau menjelma menjadi nista dan ucap satu kata itu lagi
Kali ini aku sedang sibuk mengaduk kekecewaan dalam senyapnya luka
Membiarkan kuku ku merenggut semua ingatan akan kita dari tengkorak hatimu
Aku tak rela itu masih berbekas
Tidak pada kamu
...
Cukup sudah hingga di masa ini
Kau telah nyaris membuatku mati

Rumkupkup
Kamis, 16 Juli 2009
Pk. 21.25 WIB

Senin, Juli 06, 2009

Melainkan

Seuntai bibir berwarna jingga
Bukan mulut yang berkelana
Melainkan jiwa
Meski matanya sangat dunia
Aku tetap memuja

Dia luruh bagaikan pasir hisap
Beberapa menit dia biarkan aku hinggap
Aku lalu lalang
Terbang semacam belalang

Sana sini
[tabuh aku dalam hatimu]
Kemari kesana
[redam aku dalam hingar bingarmu]
Di situ di ujung sana
[tangkap aku dalam genggamanmu]
Sekarang, saat ini
[rebahkan aku dalam sosokmu]


Santa,
28 Juni 2009
15 menit melalui pukul 2 pagi

*Sekali ini saja*

Ijinkan aku untuk merasakan KEBUTAAN ini
karena sesungguhnya MENCINTAIMU adalah sebuah KENIKMATAN untukku

sekian lama aku mencari makna dari kata CINTA
sekian lama aku di perkosa oleh ketakutanku sendiri
sekian lama aku terpenjara oleh kemunafikanku sendiri
tak bisakah kau baca dari tulisanku sekarang bahwa aku sudah telanjang bulat?

aku hanya sedang belajar mencinta
biarkan aku buta
karena aku tidak ingin waras dalam proses merasakan semua ini
aku menikmati merasakanmu dalam setiap helaan nafasku

lepaskan aku untuk sekali ini saja

ijinkan aku untuk menjadi LIAR dalam mengekspresikan perasaanku padamu

cuma orang yang tidak waras yang akan mencoba berkata dan bertindak WARAS pada saat cinta sudah menyelimuti semua hati dan otaknya
tak lebih tak kurang dia hanya menutupi matanya dengan tabir kebenaran yang dia karang sendiri

aku hanya ingin JUJUR
berikan aku kesempatan untuk itu

Sekali ini saja...

Kerapuhanku akan membuktikannya...


Jakarta,16 Oktober 2005
22.25 WIB