Jumat, April 22, 2011

Lebur


Aku sedang tidak ingin bergegas bercinta dengan kunang kunang
Karena sayapku kini redup
Tak lagi bisa bunting cahaya

Aku hanya ingin menyesap bibirmu
Dibalik terali ikatan yang kian lama kian mendesak ke ubun ubun
Tak pula ingin aku aborsi rasa ini

Embrio bisa jadi
Tapi aku lalai membiarkan ini jadi janin
Setahuku aku sudah tidak bisa melahirkan rasa

Tabungan cintaku kian habis
Ini yang terakhir, sisa dari perahan keringatku
Atas nama air mata dan rasa
Aku sungguh menginginkan kita jadi satu
Hingga tak ada lagi kata kata aku dan kamu
Tetapi hanya ada kita

22 April 2011

Senin, April 18, 2011

Na na na na !


Seperti otomatis
Mencintai kamu
Seperti pengulangan
Merindukan kamu

Terjalin rapat
Seperti kain
Luruh manis
Seperti beledu

Hanya ingin menikmatimu
Dalam gumam dengan nada yang sama
Hanya ingin mencinta
Dalam ketukan yang sepadan

Bila ini tak wajar
aku akan tetap bersenandung
na na na na
aku sudah otomatis mencintai kamu

17 April 2011

Lemah


Dijalur ini aku pernah bersembunyi dan berhenti dari kamu
Lelah yang luluh lantak
Perasaan yang tak pernah menuju titik akhir
Selalu haus dan kosong

Simpang siur lalu lintas hati kita
Banyak tanya dan jawaban yang gamang
Aku masih tetap berdiri
Dan menetapkan hati

Bilamana kini hatiku telah memilih
Untuk mempertahankan apa yang telah kita punya sekarang
Apakah akan banyak lagi pertimbangan di benakmu?
Karena aku sudah tak sanggup lagi berargumentasi denganmu

Yang aku miliki saat ini hanya keyakinan tak kasat mata
Yang akan aku terjemahkan padamu melalui waktu dan perilaku
Yang aku sanggupi saat ini hanya keinginan untuk hidup bersamamu
Tidak untuk keraguan dan pertimbangan yang melemahkan kita

Bisakah kau pahami itu?

17 April 2011