Semuanya terasa sesak karena begitu dinanti
Semestinya jangan
Karena kesabaran konon ada batasnya
Tapi mengapa kali ini dia tak membatasinya dengan toleransi
Sedu sedan telah berubah menjadi rasa yang mati
Argumentasi telah berubah menjadi diam untuk mengalah
Dan selalu kata ‘maaf’ dan ‘ya’ untuk menyelesaikan
Tidak ada lagi komunikasi yang mestinya jadi sebuah komitmen
Lelah ini mulai nyaris berujung
Hiruk pikuk dalam pikiran
Teriakan yang memekik dalam diam
Nyaris tumpah di wajahnya
Aku pikir sedikit lagi
Mulutnya akan menjerit dalam artian sebenarnya
13 Juni 2011
tiris seperti rasaku...
BalasHapus