Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Minggu, Januari 24, 2010
Cumbu terakhir
Hadir ditengah gelap
Sebagai lilin kecil yang menghangatkan sebuah ruang lebar
Segenap waktu berdetak
Kamu mengisi dan hanya mencipta
Sebuah rasa yang belum aku kenal
Mungkin itu maksud kita dipertemukan
Sebuah masa yang singkat namun padat
Sebuah rasa tanpa syarat
Kau berikan tanpa sekat
Kemarin kau pergi dalam genggaman kedua lenganku
Aku lihat kau menghela napasmu terakhir
Tak jemu aku mencumbu
Karena aku tahu ini telah menjadi cumbuan terakhir
Aku berulang kali peluk kamu
Aku berulang kali dekap kamu
Aku ingin merasakan rasa itu lagi dan lagi
Namun aku sadar kamu sudah tidak ada lagi
Air mata belum berhenti
Hingga detik ini
Rasa sakit kehilanganmu belum habis
Aku pikir itu pedih tak terkira yang tidak bisa ditepis
Aku ingin mengucapkan terima kasih
Dalam kurun waktu yang bisa dihitung dengan jari
Kau telah membuatku kembali belajar mencinta
Tanpa banyak umbar kata
Tanpa banyak umbar janji
Hanya memberi, lagi dan lagi
Aku akan simpan kamu
Selamanya
Dalam kotak hatiku yang telah kau titipkan sebuah lilin abadi
21 Januari 2010
Santa
10.05 pagi
Untuk: Chibby
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
aq benci pada insan yg penah kecewa kan aq...!!!!
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus