Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Jumat, Januari 15, 2010
*Kamu yang tunggal
Ini merupakan dahaga yang selama ini aku tahan
Aku terlelap ditemani oleh bintang yang memberikan kerjap fana
Membiarkan aku terbius dalam beningnya realita
Ketika kini aku rasakan pedih yang begitu mengganggu
Aku meleleh seperti bongkahan es yang perlahan cair
Menangis hingga bentuk wajahku menjadi boneka lumer
Jangan pergi lagi, aku merindukan momen ini
Aku tidak ingin berpaling lagi, karena benar kau sesungguhnya kekasih hati
Begitu bebas berceloteh tentang banyak kesalahan dan dusta yang aku nistakan dari mulutku
Aku tahu pasti kau akan memaafkanku tanpa syarat
Aku yakin kau akan tetap mencintaiku tanpa pernyataan hitam diatas putih
Membiarkan aku terkulai dihamparan selembar kain sebagai alas untuk bersimpuh
Dengan wajah yang telah penuh dengan air mata
Baru kali ini lidahku begitu kelu
Baru kali ini aku berdiri dengan muka yang sudah basah oleh air mata
Aku paham kau pasti mengerti apa yang terjadi tadi
Bawa aku kembali kepada pelukanmu
Aku sesungguh-sungguhnya rindu
Kau satu-satunya tempat aku mengadu
Dan mencintaimu sudah menjelma menjadi semacam candu
Meski banyak cerita yang aku robek karena keangkuhanku
Kau tetap menautkan dua tali diantara hati kita
Kau tetap mengawasi, meski aku sudah begitu keras menantang diriku sendiri
Aku heran
Bagaimana kau bisa mencintaiku sedemikian rupa
Tetap menjadi satelit
Tetap mengirim sinyal
Tetap memposisikan aku dalam jangkauan radarmu
Tetap berdiri tegak dan aku bisa bersender kapan saja aku menginginkan untuk jatuh
Aku kini pincang
Aku merasa hatiku telah lelah berjuang
Aku sedih hasratku mulai redup
Tapi lagi-lagi kau tetap ada dan setia menjadi tempat aku berceloteh tentang sebuah dongeng hidup picisan
Berikan aku cinta lagi
Berikan aku kehangatan itu lagi
Yang menyusup begitu hangat ketika aku menyebut namamu,setelah begitu lama kau ku tinggalkan
Harum
Auramu begitu hangat
Merangkai detak jantung kita hingga tiba pada satu ketukan yang sama
Buat aku mencintaimu lagi
Kali ini aku akan diam menanti
Dan dengan sabar menerimamu kembali
Rumkupkup
15 Januari 2010
Untuk: kekuatan yang lebih besar!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
lebih nyaman ditulis daripada diutarakan ya lan. kalo ditulis kayanya lebih dari hati hihi :D
BalasHapus