Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Sabtu, Juni 05, 2010
Ludah
Menjilat ludah
Sudah dikerubungi lalat
Sudah bertaburan bakteri
Sudah menguap karena matahari
Terpicing mata
Menetaskan air liur
Ingin meludah lagi
Menahan sisa di tenggorok
Gelegak emosi didada
Menghitung napas satu-satu
Ketukan jantung tidak berirama
Yang ada hanya desah napas memburu
Bermain dengan analogi
Bermain dengan emosi
Bermain dengan satu juta satu ’andai’
Kali ini bermain dengan diri sendiri
Hingga tiba pada satu titik nadi
Menjilat ludah
Kali ini aku telan
Tidak ingin menebar kuman
Yang nantinya akan aku jilat lagi
Seperti biasanya
Menelan ludah
Meski pahit
Meski nyeri
Kali ini aku telan dan nikmati saja
Jika besok kiamat
Aku lega karena kali ini aku tidak kembali menjilat ludahku sendiri (lagi)
5 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar