Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Sabtu, Juli 10, 2010
KACA PECAH
Berusaha dengan sangat keras menghentikan dendam
Tapi marah ini terus mendengus
Diantara sekian belati yang telah siap aku hunus
Untuk setiap saat ada kesempatan untuk bertemu kamu
Berusaha memejamkan mata di 30 malam belakangan ini
Tapi apa yang telah kamu lakukan kepadaku terus hilir mudik dikepalaku
Mengoyak semua kenangan dan rasa yang sebelumnya ada
Lagi-lagi aku ingin menghunus kamu dengan semua gelagat busukku
Beri tahu aku bagaimana cara memaafkan pengkhianatanmu?
Beri tahu aku bagaimana cara meredam semua kekejamanmu?
Beri tahu aku bagaimana cara menerima fakta bahwa kamu tidak lebih baik daripada aku?
Beri tahu aku bagaimana cara menahan diri untuk tidak mencincang kamu dengan kata-kataku yang pedih?
Dan beri tahu aku sekarang!
Bagaimana caranya untuk tetap menyayangi kamu sebagai orang yang berarti dalam hidupku?
Jika kamu paham
Jika kamu di tempat dimana aku berdiri sekarang
Jika kamu berada didalam relung hatiku
Kamu pasti melihat dengan mata kepalamu sendiri
Bahwa apa yang kamu lakukan itu telah meluluh lantakkan hatiku yang seperti kaca
Hatiku adalah kaca.
Pecah,
Kepingannya kusimpan untukmu.
6 Juli 2010
Di rumah warna
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar