Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Selasa, Januari 11, 2011
Aku ulang
Hilang timbul. Datang pergi. Kerjaanmu hanya membubuhi hidupku dengan harapan dan airmata.
Sekejap hadir, kemudian tertelan. Kau curi aku sebentar untuk dipeluk malam, lalu pagi dinihari kau serahkan aku pada matahari.
Maumu apa? Aku menghela napas panjang.
Bisakah kali ini saja kau menetap? Dan tidak pergi dengan mesin waktumu.
Kau mampir kali ini dengan maaf dan jawaban sekian waktu aku nanti
Dan akupun jawab, “setidaknya aku tak akan mati penasaran”
Lalu kau pergi lagi, dengan sebuah pusaran waktu. Binasa.
Kau pergi dengan pernyataan, “Kita akan segera bertemu”
Dan aku termangu, sambil menjawab dalam hati, “Kapan?”
Aku ulang.
Kerjaanmu hanya membubuhi hidupku dengan harapan dan airmata.
11 Januari 2011
H. Nawi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
saat terbaik
BalasHapusjikalau rasa dapat terisi oleh harap
dan hati masih mampu sisih kan air tuk mata
saat tertenggun
jikalau kamaren dapat trasa
esok terencana dan lusa terbinasa
Saat kita masih berharap dan keluar airmata atau tawa....saat itu..kita tak ingim waktu berdetak ntuk saat yang terindah
Laid out by yoska essential..thx to sekar