Rasanya umpatan kata sudah terjulur kaku diujung lidahku
Ingin melontarkannya kepadamu
Namun kewarasanku menghalanginya
Tak ingin aku menjadi buruk sepertimu
Entah dengki apa lagi kali ini yang kau simpan
Kini kau seperti belukar yang berusaha menjerat
Tak lihat kemampuan akarmu ini
Semacam ingin perang tanpa strategi
Aku tak ingin melanjutkan buruk sangka ini
Jika kau ingin lanjut, lanjutkan saja sendiri
Silahkan onani
Karena kau tak akan pernah sekalipun mencapai puncak
Pinjam saja liur orang lain
Jika ingin meludah, buang di tempat layak
Jika memang masih ada sisa kata pantas untukmu
Timbun dengkimu, dan bawa mati.
Aku tak peduli.
Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Jumat, Februari 25, 2011
Senin, Februari 07, 2011
Tak Sampai
Aku jera
Merasakan semua perasaan ini
Karena ujung yang tak jelas
Dan terutama keberadaan kamu
Yang hilang timbul seperti hantu
Aku telah berpikir
Untuk menjauh saja
Dan sekaligus menghilang
Mencari cara yang manis untuk membunuh kamu dalam diam
Kali ini aku ingin sunggung-sungguh
Aku ingin tak tahu lagi tentang kamu
Karena perasaan ini telah cukup lama mengendap
Tanpa tahu berakhir dimana
Menghapus kamu
Merasakan sakitnya
Tak ingin lagi hanya menikmati punggungmu
Yang aku inginkan bukan itu
Semoga air hujan menghapus jejakmu!
07 Februari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)