Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Senin, Agustus 17, 2009
... tiga ...
*Tiga
Tiga tangkai mawar dia tinggalkan diatas kasur
Minus dengkur
Beberapa detik hal itu membuat aku terpekur
Kemudian bersyukur
Aku berpikir ulang tentang satu kata menyerah
Rasa, yang selalu membuatku gerah
Tiba di titik yang paling bual, yaitu pasrah
Tanpa sayap megah dia tiba
Tentu saja tanpa tawaran apa-apa
Hanya beberapa alasan yang terdengar cukup sederhana
Itu saja cukup
Lebih dari cukup
Untuk membuatku gugup
Kali ini aku yakin sedang tidak menimba asa
Biarkan saja semua berlalu seperti apa adanya
Karena aku dan dia, beda tentu saja
Tapi dari sana dimulai segalanya
Dalam hitungan tiga
Aku dan dia
Berjalan bersama
Rumkupkup
02.40 WIB
17 Agustus2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar