Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Sabtu, Januari 16, 2010
Bertahan
Senyummu begitu getir
Ujung mataku menangkap itu
Mata kita begitu galau
Hatiku merasa kita berdua seolah retak
Tapi aku tidak percaya pada pecahan kaca
Aku menyandarkan keyakinanku pada hatimu
Mulutku bergumam tidak menentu
Lidahmu telah menyusun banyak kata namun tak terucapkan
Kita seperti si tuli dan si bisu
Tapi sayangnya hati kita telah bertaut
Cerita kita belum bisa menjadi ikhtisar
Karena dia masih menjadi sebuah konsep kasar
Dua ego yang sedang meraba dalam dua iklim
Mungkin diam adalah benar
Untuk sementara sebaiknya kita hening
Meredam dendam dan amarah
Semoga itu tidak membuat rasa kita seolah-olah menjadi pudar
Terlalu dini
Terlalu singkat
Untuk menyatakan bahwa perpisahan adalah yang terbenar
-Rumkupkup-
16 Januari 2010
02.05 WIB
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
bgus bgs apa yg kmu buat tersebut
BalasHapusaku tertarik bgt
kata2 yg sangat tajam yg amu tulis
membuat aku ingin tahu
sesuatu di masa kehidupan mu
hidupku belum menjadi sebuah ikhtisar
BalasHapusLike this,...
BalasHapusbertahan demi kebahagia.an orang yg kita sayang
BalasHapus