Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Selasa, Desember 22, 2009
Tujuh
Aku pikir rasa itu semacam serangga
Lalu lalang mengganggu
Berkerumun
Lalu bubar
Karena cinta kalau kandas sudah seperti larung
Duka yang panjang selama sekian purnama
Tergantung luka yang ditikam seberapa dalam
Pulih hanya karena masa atau cinta lain hadir
Lekuk mata kita mulai melemah
Itu karena aku ”lihat” kamu
Aku harap kamu bisa ”lihat” aku
Dan menyimak aku dengan semua ingatan yang lembap ini
Aku pikir ini bukan pikiran maksiat
Jadi sebaiknya jangan kita laknat
Kamu indah seperti manikam
Kerap kali membuatku kagum hingga larut malam
Beri aku dirimu
Mau kau mulai dari keping yang sebelah mana
Akan aku terima dengan tenang atau dengan hati yang sendu
Beri aku dirimu
Mau kau mulai dari bagian pikiran yang sebelah mana
Akan aku simak dengan penuh kesadaran atau kendali
Cobalah untuk belajar percaya
Ijinkan aku masuk dan mengintip
Ke sisi lain dirimu
Dan secara perlahan duduk disana dan memelukmu dari dalam
Aku begini karena aku sadar
Aku begini karena aku paham
Aku merasa banyak hal ke kamu
Mulailah menepi dan diamlah disana
Rumkupkup
Selesai pk. 21.44 WIB
22 Desember 2009
Buat si Jagoan Neon!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Puisinya saya re-blog di blog saya ya tapi saya cantumin nama blognya boleh? hehe
BalasHapusBoleh, sama namaku juga yaaa ...
BalasHapus