Rabu, Juni 03, 2009

Mantra


Menatapnya menggenggam setumpuk daun kering yang berwarna kecoklatan seperti menikmatinya dengan ritme napas setiap dua ketukan

Kemudian aku mulai mendengarkan dia bergerak melalui desau angin yang melaluiku tanpa sedikitpun hirau, aku membiarkannya berlalu
Tidak pernah jemu

Sekalipun dia hinggap di ujung mataku itu hanya satu kejap, bukan sapa, kemudian dia akan membuatku hilang di kornea matanya yang hitam
Seperti pusaran air, deras dan menghisapku hingga tandas

Jelas ini damba yang nyata
Menikmatinya tanpa seuntai dusta
Keinginan yang lebih tinggi dari hanya sebuah kata
Belum cinta, baru rasa

Menangkap bayangannya dibelakang tubuhku sendiri
Tanpa mahkota
Tanpa sayap
Tanpa tongkat ’abrakadabra’
Tanpa mantra
Cuma sehelai dia

Terbungkus plastik
Masih berwarna abu-abu
Belum bening

”belum” katanya
”nanti” katanya
”aku masih ingin menggulung ombak dalam selaput mimpiku” katanya

Jelas ini maklumat
Aku khidmat
Dan aku hormat

*Seperti menangkap bayangannya dibelakang tubuhku sendiri


Kubus
00.50 WIB
Belum bening, masih berwarna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar