Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Minggu, Oktober 31, 2010
Kunang-kunang
Ketika bersamamu aku bisa merasakan rasanya embun
Menenangkan
Seperti mengunyah kue kering yang kau hidangkan setiap pagi
Renyah
Ketika bermain-main dengan jemarimu aku bisa tersenyum senang
Gesekan kulit kita begitu sederhana
Bukan setrum dengan jutaan voltage yang mampu membakar
Cukup setrum kecil dan kita membara dengan sendirinya
Entah kenapa kali ini aku tidak ingin membubuhkan lidahku dengan janji
Aku hanya ingin kamu menyisir rambutku dengan hidungmu seperti biasa
Menghirup bau tubuhku
Sisakan sedikit untuk nanti sore!
Aku tidak bisa menjabarkan berapa kali berapa luas dan panjang perasaanku
Sisihkan saja keraguan dan luka yang perlahan memudar
Yang aku inginkan hanya mengulum rindu, menyesap haru yang membiru
Cukup kamu saja, seperti ini saja.
Jangan dilebihkan, jangan dikurangkan.
Sensasinya sudah seperti ditaburi beribu kunang-kunang dalam kepalaku!
Rumah warna
31 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar