Rabu, Oktober 22, 2008

Apakah cinta sama dengan ikhlas?


Aku bisa merasakan ada yang mendidih dalam diriku, aku berkelit hingga berlari kencang entah kemana selama ada denyut napas.
Telingaku aku buat tuli dan mulutku aku kunci agar tidak bisa mendengar dan mengumpat nama itu lagi.
Terlalu sakit untuk diucap.
Terlalu pedih untuk diingat.
Terlalu marah untuk aku hujat.
Karena kedudukan dia dalam hatiku teramat tinggi.
Bagaimana bisa aku hajar dia dengan kata-kataku yang di bawah nol?

Aku bisa merasakan perasaanku remuk, dadaku pecah, tenggorokanku retak dan segala yang tersisa berserakan di atas tanah
Tetapi kali ini aku pilih untuk mendiamkan dan merelakan angin membawa serpihan itu pergi.
Kali ini aku biarkan diriku melalui proses perih yang sejak sepuluh hari lalu menyayat hati dan pikiranku.
Biar saja hujan menghapus jejaknya.
Meski benakku masih menyangkal dan berusaha untuk percaya bahwa ada alasan untuk semuanya, tetapi sakit yang kurasa sekarang terlalu menutupi ibaku padanya.

Aku akan rela melepas semua meski itu akan menghancurkanku
Aku akan rela menelanjangi diriku sendiri demi nama itu
Aku akan rela hilang dari hidupnya bila memang itu yang akan membuatnya lepas
Aku akan rela mencabik-cabik kemanusiaanku demi merasakan hujaman perih ini
Aku akan rela untuk nya

Bukankan inti dari mencintai seseorang adalah sebuah keikhlasan tanpa batas?

h.nawi 1 no 1 a
rabu, 22 Oktober 2008
pk. 13.58

Tidak ada komentar:

Posting Komentar