Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Senin, November 03, 2008
Entah lah
Kamu bisa menemukan aku dalam pijar bintang di langit
Kamu bisa merasakan aku seperti kamu merasakan dirimu sendiri
Karena sesungguhnya aku begitu dekat dengan dirimu
Seperti napas yang tiap saat kamu hela
Sekedar untuk menyambung hidup
Kamu bisa dapati aku sedang tertawa
Kamu bisa dapati aku sedang menangis
Dan melakukan keduanya dalam waktu yang bersamaan
Itu pasti karena aku sedang berada di titik nadir
Aku pikir malam dan gitar memang kombinasi yang unik
Ketika ada alunan nada yang keluar dari petikan gitar
Ketika ada gelap yang turun dari malam
Mungkin saat itu malam dan gitar bertemu
Dalam keheningan yang senyap, hampa tapi saling merajah
Dan keunikan hubungan ini tidak akan aku usik
Aku sudah terlanjur asyik
Aku membutuhkannya seperti daun membutuhkan matahari
Aku menginginkan dia ada disekitarku seperti aku menginginkan jantungku kembali sehat
Aku paham betul rasa apa yang kumiliki untuknya
Dia telah memberikanku pelajaran tempo hari
Yang membuatku mampu mengukur perasaanku sendiri
Dan itulah
Bahasa yang akan aku pilih untuk tetap bertahta di hatiku hingga entah kapan
Mungkin hingga takdir membuat senar gitarnya putus
Atau malam yang akhirnya tidak akan muncul karena sudah terlanjur pagi
Entah lah
Senin, 3 November 2008
Pk. 00.30 WIB
Lebak Bulus,
Di pondok kupu-kupu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar