Selasa, Oktober 12, 2010

Waktu dan luka


Meracau, lagi dan lagi
Membiarkan lidahku mengulang decak-decak tak beraturan

Mondar mandir mengelilingi satu lingkaran
Membiarkan jari-jari kakiku melengking mengikuti gurat tanah

Menghela napas diantara helai rambut yang turun diwajahku
Meniupnya dengan ujung bibirku dan merasakan ujungnya yang terbelah

Bibirku meruncing minta satu teguk rasa
Jemariku meremas nadi yang tenggelam diantara detak waktu

Memohon akan sebuah penjelasan diantara dua keping bintang
Mengapa luka ini masih menganga dan mengucurkan nanah?

Terjalin kata-kata dalam benak seperti jaring laba-laba
Menempel lekat di langit-langit hati

Dua kalimat menyentak
Bukan waktu yang menyembuhkan luka ternyata
Tetapi waktu yang mengajari bagaimana cara menghadapi luka

Jari kakiku berhenti melengking
Lidahku berhenti berdecak
Bibirku berhenti meruncing
Dan membiarkan waktu mengajari aku bagaimana cara menghadapi luka


7 Juli 2010
Di rumah warna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar