Sibuk mencerca hingga habis kata
Kata habis karena sibuk mencerca
Lari lelah kesana kemari
Kesana kemari lari hingga lelah
Gelisah cari yang tidak temu
Temu yang dicari buat gelisah
Teriak serta jerit
Serta jerit yang berteriak
Aku sibuk mengorek-ngorek jantungku
Mengorek-ngorek jantung yang membuatku sibuk
Mencari KAMU
KAMU yang aku CARI
Pondok kupu-kupu
00.52 WIB
Dalam jubah kegelisahan
Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Sabtu, Januari 31, 2009
Rabu, Januari 28, 2009
RETAK
Ternyata begini rasanya retak
Mau pecah yang hampir
Ketika semua sakit sedikit detik mencapai puncaknya
Dan kau bilang telah tiba saatnya untuk muntah
Tapi kau tiada laku apa-apa kecuali sejenak diam
Hening cukup untuk dirimu tenggelam
Ternyata begini rasanya retak
Berusaha tahan untuk tidak berkeping
Nuranimu bergeming
Tubuhmu remuk
Logikamu beku
Kau hanya hendak kosong
Hening cukup untuk dirimu tenggelam
Ketika kau memutuskan untuk rebah pada percaya
Dan dia berbalik menjadi khianat
Ketika kau memutuskan untuk singgah pada kawan
Dan dia berbalik menjadi kemilau pedang
Ternyata begini rasanya retak
.....
(tiada kata baik)
.....
(tiada kata tepat)
.....
(tiada kata sejuk)
.....
Kembali ke minus
Ternyata begini rasanya retak
Hening cukup untuk dirimu tenggelam
Setengah rumah,
Jakarta 28 Januari 2009
15.02 PM
Khianatmu menyurutkan kepastianku
Mau pecah yang hampir
Ketika semua sakit sedikit detik mencapai puncaknya
Dan kau bilang telah tiba saatnya untuk muntah
Tapi kau tiada laku apa-apa kecuali sejenak diam
Hening cukup untuk dirimu tenggelam
Ternyata begini rasanya retak
Berusaha tahan untuk tidak berkeping
Nuranimu bergeming
Tubuhmu remuk
Logikamu beku
Kau hanya hendak kosong
Hening cukup untuk dirimu tenggelam
Ketika kau memutuskan untuk rebah pada percaya
Dan dia berbalik menjadi khianat
Ketika kau memutuskan untuk singgah pada kawan
Dan dia berbalik menjadi kemilau pedang
Ternyata begini rasanya retak
.....
(tiada kata baik)
.....
(tiada kata tepat)
.....
(tiada kata sejuk)
.....
Kembali ke minus
Ternyata begini rasanya retak
Hening cukup untuk dirimu tenggelam
Setengah rumah,
Jakarta 28 Januari 2009
15.02 PM
Khianatmu menyurutkan kepastianku
Sabtu, Januari 24, 2009
Malam ke empat
Liar sekali kamu malam tadi, menggeliat diatas tubuhku seperti gurita, mencengkeram beberapa bagian dari tubuhku yang larut oleh trauma masa lalu.
Indah sekali kamu malam tadi, menghujamkan tubuhmu didalam kalbuku sedalam-dalamnya, hingga kulitmu mengeluarkan keringat dan aku sibuk mengerang.
Matamu terlihat bulat, napsumu mereguk keperempuananku, kau membawaku ke ambang lelah sebuah percintaan yang dibatasi oleh tembok tinggi nan tebal.
Perih sekali kau hujani aku dengan bibir terkulum dan lidah dalam setangkup ciuman, tubuhku remuk dipacu oleh rasa yang membuncah hingga ke ubun-ubun.
Beda sekali kamu malam tadi, seperti bukan pungguk yang merindukan bulan, tetapi seperti kekasih yang menjemput tambatan hatinya dan memasukkannya kedalam relung hatimu yang baru kali ini terbuka pasrah.
Gelisah sekali kamu dinihari tadi, sorot matamu yang penuh asa dan cinta itu memanggil kesadaranku untuk tidak jatuh tertidur disamping tubuhmu yang ringkih.
Hangat sekali lengan kamu dinihari tadi yang memelukku erat dengan jemari yang menari diatas rambut dan kau kembali melukis wajahku dalam otakmu.
Gaduh sekali kepalamu pagi tadi ingin kembali merajah tubuhku dengan tubuhmu dan membuat segala hal yang kau pikir ’tidak mungkin akan terjadi’ menjadi sebuah pertanyaan ’apakah mungkin terjadi?’.
Sakit sekali jiwaku pagi tadi ketika kau berlalu dari bayanganku untuk pulang dan menjalani rutinitas pagimu, hanya kali ini kepalaku yang kembali gaduh dengan segala hal yang kupikir tidak mungkin terjadi menjadi sebuah pertanyaan ’apakah mungkin terjadi?’
Soerabaia
44 menit dari pukul dua pagi
Januari 24, 2009
Kamu serta merta membuatku sendi tulangku ngilu pada Januari 21
Indah sekali kamu malam tadi, menghujamkan tubuhmu didalam kalbuku sedalam-dalamnya, hingga kulitmu mengeluarkan keringat dan aku sibuk mengerang.
Matamu terlihat bulat, napsumu mereguk keperempuananku, kau membawaku ke ambang lelah sebuah percintaan yang dibatasi oleh tembok tinggi nan tebal.
Perih sekali kau hujani aku dengan bibir terkulum dan lidah dalam setangkup ciuman, tubuhku remuk dipacu oleh rasa yang membuncah hingga ke ubun-ubun.
Beda sekali kamu malam tadi, seperti bukan pungguk yang merindukan bulan, tetapi seperti kekasih yang menjemput tambatan hatinya dan memasukkannya kedalam relung hatimu yang baru kali ini terbuka pasrah.
Gelisah sekali kamu dinihari tadi, sorot matamu yang penuh asa dan cinta itu memanggil kesadaranku untuk tidak jatuh tertidur disamping tubuhmu yang ringkih.
Hangat sekali lengan kamu dinihari tadi yang memelukku erat dengan jemari yang menari diatas rambut dan kau kembali melukis wajahku dalam otakmu.
Gaduh sekali kepalamu pagi tadi ingin kembali merajah tubuhku dengan tubuhmu dan membuat segala hal yang kau pikir ’tidak mungkin akan terjadi’ menjadi sebuah pertanyaan ’apakah mungkin terjadi?’.
Sakit sekali jiwaku pagi tadi ketika kau berlalu dari bayanganku untuk pulang dan menjalani rutinitas pagimu, hanya kali ini kepalaku yang kembali gaduh dengan segala hal yang kupikir tidak mungkin terjadi menjadi sebuah pertanyaan ’apakah mungkin terjadi?’
Soerabaia
44 menit dari pukul dua pagi
Januari 24, 2009
Kamu serta merta membuatku sendi tulangku ngilu pada Januari 21
Jumat, Januari 23, 2009
Kedua kesatu ketiga
Cakar carut marut semrawut
Gila biasa cinta dusta
Cari lari henti hampiri
Kalut kemelut pecut
Dua satu tiga
Kedua kesatu ketiga
Miring juling pusing tujuh keliling
Dua satu tiga
Kedua kesatu ketiga
Mau tidak MAU TIDAK
Pecah resah gelisah
Usaikan saja apakah?
Dua satu tiga
Kedua kesatu ketiga
Ritme j.e.m.u
220109
Soerabaiakotanya
9 menit menuju 11 malam
smurf
Gila biasa cinta dusta
Cari lari henti hampiri
Kalut kemelut pecut
Dua satu tiga
Kedua kesatu ketiga
Miring juling pusing tujuh keliling
Dua satu tiga
Kedua kesatu ketiga
Mau tidak MAU TIDAK
Pecah resah gelisah
Usaikan saja apakah?
Dua satu tiga
Kedua kesatu ketiga
Ritme j.e.m.u
220109
Soerabaiakotanya
9 menit menuju 11 malam
smurf
Kamis, Januari 22, 2009
R.U.M.A.H
Dan ini akan menjadi sebuah penantian yang tidak berujung
Kali ini aku hanya akan membiarkan hatiku yang berdialog
Sama sekali tidak berusaha untuk membuat semua hal menjadi bagus karena hasil rekayasa
Aku pikir logikaku saja yang akan mengatur hal-hal yang sifatnya teori
Tapi pada prakteknya aku akan menggunakan hatiku sebagai barometer
Mulut lancangku bersedia untuk hening
Untuk mempersilahkan diriku kembali pulang
Ke sebuah tempat yang aku sebut rumah
Sampai aku mendapatkan jawaban atas definisi yang tepat dari ’rumah’ itu sendiri
Rumah,
Kamu apa, siapa dan dimana?
Kamar 206
220109/Kamis
8.40 pagi
Baru saja dapat sesuatu hasil dinihari tadi
Kali ini aku hanya akan membiarkan hatiku yang berdialog
Sama sekali tidak berusaha untuk membuat semua hal menjadi bagus karena hasil rekayasa
Aku pikir logikaku saja yang akan mengatur hal-hal yang sifatnya teori
Tapi pada prakteknya aku akan menggunakan hatiku sebagai barometer
Mulut lancangku bersedia untuk hening
Untuk mempersilahkan diriku kembali pulang
Ke sebuah tempat yang aku sebut rumah
Sampai aku mendapatkan jawaban atas definisi yang tepat dari ’rumah’ itu sendiri
Rumah,
Kamu apa, siapa dan dimana?
Kamar 206
220109/Kamis
8.40 pagi
Baru saja dapat sesuatu hasil dinihari tadi
Senin, Januari 19, 2009
Cinta terlarang
Dunia bisa saja berteriak marah dan menghujatku
Beribu pasang mata akan menjerit dan mencabik-cabik tubuhku dengan kuku-kuku mereka yang menyeringai menantang
Kalian pikir aku takut?
Kalau kalian tahu aku, aku tidak akan gentar. Satu langkahpun aku tidak akan mundur.
Cuma kepulan asap rokok yang selalu jadi penghiburku dikala aku dilanda kecemasan macam ini
Ketika logika dan hati sudah tidak bisa bertemu pada satu titik dan masing-masing dari mereka menyimpang dan membiarkan aku tertegun sendiri ibarat layang-layang putus
Aku sadar pasti aku punya hatiku untuk dijadikan landasan helikopterku
Helikopter yang senantiasa membawaku keliling dunia dan memanjakanku dengan keliaran fantasiku akan kehidupan
“Cinta itu hanya sementara”, kata seseorang dalam sebuah dialog film spanyol yang aku tonton kemarin
“Kenapa juga mesti tidak dinikmati dalam hidup kita yang hanya sekali ini?”
Lantas aku bercermin dan mendapati wajahku muram secara durjana
Apakah benar ada cinta yang terlarang?
Mengapa disebut terlarang?
Mengapa jatuh cinta itu mesti dilarang?
Mengapa aku tidak dibenarkan jatuh cinta?
Siapa yang mengkontruksi bahwa jatuh cinta dengan si anu, si dia, si doi, itu terlarang?
Mengapa jatuh cinta pada orang yang kata manusia kebanyakan terlarang itu seolah-olah menjadi alat jagal paling ampuh untuk memasung perasaanku padanya?
Aku serasa di aniaya dan dimutilasi menjadi 28 bagian.
Aku bergumam
Aku merunduk
Aku bergumul
Aku lantas berpikir
Bukankah aku memiliki hak atas tubuh dan diriku sendiri
Aku yang memiliki kontrol akan hati, pikiran terutama cintaku pada seseorang
Aku tidak ingin diusik
Tidak oleh kata si anu, kata si dia, kata si doi yang seolah-olah paling tahu tentang cinta terlarang
Aku memejamkan mata dan membiarkan pikiranku membawaku ke dunia antah berantah yang memiliki kebebasan lintas dimensi untuk satu kata CINTA
Dimana cinta itu pada akhirnya menjadi milik manusia itu sendiri, dan bukan orang lain.
Karena bukan aku yang memilih CINTA, tetapi CINTA yang memilih aku.
Sangat manusiawi
Ini bukan perkara menjadi seseorang yang terlarang
Tetapi ini perkara menghargai cinta yang datang
Toh dia datang tanpa diundang!
Nawi, 19 Januari 2009
17.30
Merah putih kotak
Akutidakmerasainisebuahcintaterlarang
karenaterlalutinggiuntukdibilangterlarang
Beribu pasang mata akan menjerit dan mencabik-cabik tubuhku dengan kuku-kuku mereka yang menyeringai menantang
Kalian pikir aku takut?
Kalau kalian tahu aku, aku tidak akan gentar. Satu langkahpun aku tidak akan mundur.
Cuma kepulan asap rokok yang selalu jadi penghiburku dikala aku dilanda kecemasan macam ini
Ketika logika dan hati sudah tidak bisa bertemu pada satu titik dan masing-masing dari mereka menyimpang dan membiarkan aku tertegun sendiri ibarat layang-layang putus
Aku sadar pasti aku punya hatiku untuk dijadikan landasan helikopterku
Helikopter yang senantiasa membawaku keliling dunia dan memanjakanku dengan keliaran fantasiku akan kehidupan
“Cinta itu hanya sementara”, kata seseorang dalam sebuah dialog film spanyol yang aku tonton kemarin
“Kenapa juga mesti tidak dinikmati dalam hidup kita yang hanya sekali ini?”
Lantas aku bercermin dan mendapati wajahku muram secara durjana
Apakah benar ada cinta yang terlarang?
Mengapa disebut terlarang?
Mengapa jatuh cinta itu mesti dilarang?
Mengapa aku tidak dibenarkan jatuh cinta?
Siapa yang mengkontruksi bahwa jatuh cinta dengan si anu, si dia, si doi, itu terlarang?
Mengapa jatuh cinta pada orang yang kata manusia kebanyakan terlarang itu seolah-olah menjadi alat jagal paling ampuh untuk memasung perasaanku padanya?
Aku serasa di aniaya dan dimutilasi menjadi 28 bagian.
Aku bergumam
Aku merunduk
Aku bergumul
Aku lantas berpikir
Bukankah aku memiliki hak atas tubuh dan diriku sendiri
Aku yang memiliki kontrol akan hati, pikiran terutama cintaku pada seseorang
Aku tidak ingin diusik
Tidak oleh kata si anu, kata si dia, kata si doi yang seolah-olah paling tahu tentang cinta terlarang
Aku memejamkan mata dan membiarkan pikiranku membawaku ke dunia antah berantah yang memiliki kebebasan lintas dimensi untuk satu kata CINTA
Dimana cinta itu pada akhirnya menjadi milik manusia itu sendiri, dan bukan orang lain.
Karena bukan aku yang memilih CINTA, tetapi CINTA yang memilih aku.
Sangat manusiawi
Ini bukan perkara menjadi seseorang yang terlarang
Tetapi ini perkara menghargai cinta yang datang
Toh dia datang tanpa diundang!
Nawi, 19 Januari 2009
17.30
Merah putih kotak
Akutidakmerasainisebuahcintaterlarang
karenaterlalutinggiuntukdibilangterlarang
Minggu, Januari 18, 2009
tiktok, cck cck, klikklik dan blabla
Tiktok
Jangan janjikan aku sutra, tapi beri aku mata
Untuk menikmatimu lebih lama, dari hidupku yang sementara
Cck cck
Provokasi aku dengan bahasa gila, aku jamin aku bisa mengira
Semua tafsir dalam makna, dari lubang dalam hidupmu yang belum hampa
Klikklik
Bibirmu menggelitik, sentuhanmu penuh kritik
Dengan genap jarimu kau lukis aku dengan kuas cat yang telah tercabik
Tolong sampaikan pada siapapun yang sedang bersenandung
Bahwa kidung ini layak untuk dinikmati, bukan mengundang mendung
Blabla
Kalau kau pikir untaian ini tidak dimengerti, maka janganlah dihirau
Ini hanya tiktok, cck cck, klikklik dan blabla.
Serentetan gelisah karena demam
Dan sampah dari mimpi burukku semalam
Hari ke 18, bulan Januari 2009
7 menit lewat dari pukul 2.
Jangan janjikan aku sutra, tapi beri aku mata
Untuk menikmatimu lebih lama, dari hidupku yang sementara
Cck cck
Provokasi aku dengan bahasa gila, aku jamin aku bisa mengira
Semua tafsir dalam makna, dari lubang dalam hidupmu yang belum hampa
Klikklik
Bibirmu menggelitik, sentuhanmu penuh kritik
Dengan genap jarimu kau lukis aku dengan kuas cat yang telah tercabik
Tolong sampaikan pada siapapun yang sedang bersenandung
Bahwa kidung ini layak untuk dinikmati, bukan mengundang mendung
Blabla
Kalau kau pikir untaian ini tidak dimengerti, maka janganlah dihirau
Ini hanya tiktok, cck cck, klikklik dan blabla.
Serentetan gelisah karena demam
Dan sampah dari mimpi burukku semalam
Hari ke 18, bulan Januari 2009
7 menit lewat dari pukul 2.
Sabtu, Januari 17, 2009
Sekar Wulan Sari
You Are Seductive and Ruthless
You are the total package - suave, sexy, smart, and strong.
You have the whole world under your spell, and you can influence almost everyone you know.
You don't always resist your urges to crush the weak. Just remember, they don't have as much going for them as you do.
You are friendly, charming, and warm. You get along with almost everyone.
You work hard not to rock the boat. Your easy going attitude brings people together.
At times, you can be a little flaky and irresponsible. But for the important things, you pull it together.
You are a seeker of knowledge, and you have learned many things in your life.
You are also a keeper of knowledge - meaning you don't spill secrets or spread gossip.
People sometimes think you're snobby or aloof, but you're just too deep in thought to pay attention to them.
You are usually the best at everything ... you strive for perfection.
You are confident, authoritative, and aggressive.
You have the classic "Type A" personality.
You are wild, crazy, and a huge rebel. You're always up to something.
You have a ton of energy, and most people can't handle you. You're very intense.
You definitely are a handful, and you're likely to get in trouble. But your kind of trouble is a lot of fun.
You are very charming... dangerously so. You have the potential to break a lot of hearts.
You know how what you want, how to get it, and that you will get it.
You have the power to rule the world. Let's hope you're a benevolent dictator!
You are a very lucky person. Things just always seem to go your way.
And because you're so lucky, you don't really have a lot of worries. You just hope for the best in life.
You're sometimes a little guilty of being greedy. Spread your luck around a little to people who need it.
You are relaxed, chill, and very likely to go with the flow.
You are light hearted and accepting. You don't get worked up easily.
Well adjusted and incredibly happy, many people wonder what your secret to life is.
You are very intuitive and wise. You understand the world better than most people.
You also have a very active imagination. You often get carried away with your thoughts.
You are prone to a little paranoia and jealousy. You sometimes go overboard in interpreting signals.
You tend to be pretty tightly wound. It's easy to get you excited... which can be a good or bad thing.
You have a lot of enthusiasm, but it fades rather quickly. You don't stick with any one thing for very long.
You have the drive to accomplish a lot in a short amount of time. Your biggest problem is making sure you finish the projects you start.
L.I.L.I.N
Dengan mataku yang dikutuk menjadi kelereng ini aku memperhatikan perempuan itu
Muda, biasa, tapi bias sinarnya kemana-mana
Ada sesuatu disana, dihatinya, dimatanya, dibibirnya
Banyak luka terbuka
Bertaburan asa
Mudah dibaca
Sederhana
Dengan jariku yang disulap menjadi airmatanya aku meleleh diatas pipinya
Batinnya merintih, lidahnya ingin menjerit, tapi yang terlihat hanya senyum
Aku semakin deras mengalir di pori-pori wajahnya, turun dengan perlahan tetapi pasti, pipi, hidung, ujung bibir dan mati pada ujung bajunya yang berlapis dua
Membekas basah
Aku lebur
Aku biarkan lidahku yang disulap menjadi jantungnya merasakan betapa ia kesulitan untuk hanya sekedar mengambil napas
Dia sama sekali tenggelam dalam detak nadinya sendiri
Dia kerap kali menarik napas panjang hanya untuk membuat dirinya yakin dia bisa hidup lebih lama
Untuk lebih lama lagi menanggung rahasia yang mesti ia emban
Ia tersiksa sekaligus bahagia
Kejap matanya
Sudut bibirnya
Ujung hidungnya
Jentik jari manisnya
Puting payudaranya
Katup jantungnya
Semuanya mengandung rahasia
Aku memperhatikan dengan mata kelerengku tiap kali dia menyibak rambut panjangnya
Setiap dia mengucap jutaan bahasa yang disamarkan dengan tawanya
Aku menemukan satu kata
GETIR
Lidah rapuhnya
Telinga manisnya
Kuku mungilnya
Urat dikulitnya
Asap rokoknya
Semuanya mengandung rahasia
Aku menemukan kata kedua
MISTERI
Dia menoleh ke aku, yang serta merta kembali menjadi cermin
Dan dengan warna hatinya yang terlihat jelas melalui sorot matanya
Dia katakan bahwa, ”kata yang ketiga tepatnya adalah LILIN”.
Detik itu juga aku paham.
--------------------------------
Masih jakarta bagian selatan
Menuju tengah malam 3 menit lagi, Januari ke 16
Dalam kesendirian yang terasa begitu hampa
Tanpa apa dan siapa
Kamis, Januari 15, 2009
Pualam
Dijual, dibeli.
Macam dagangan sayur mayur
Dihampar di alas koran dan lipatan triplek
Kotor dengan lalat yang mengerubungi
Ditarik, diulur
Macam layangan dengan benang setajam silet
Terbang tinggi menjadi manik-manik langit
Riuh menerjang angin kesana dan kemari
Dikulum, diludah
Macam permen yang tak sedap dirasa lidah
Mencerca air liur yang hinggap di tenggorokan
Tersisa tinggal kenangan akan rasa permen itu sendiri
Pualam ini bukan mainan
Ini sungguhan
Uraian kata ini jujur
Bukan bohongan
Dijual, dibeli
Ditarik, diulur
Dikulum, diludah
Persis kamu yang sedang mempermainkan jiwaku
Jakarta, 15 Januari 2009
Pk. 18.41 WIB
Dibalik sinar lampu putih yang silaukan mata
Macam dagangan sayur mayur
Dihampar di alas koran dan lipatan triplek
Kotor dengan lalat yang mengerubungi
Ditarik, diulur
Macam layangan dengan benang setajam silet
Terbang tinggi menjadi manik-manik langit
Riuh menerjang angin kesana dan kemari
Dikulum, diludah
Macam permen yang tak sedap dirasa lidah
Mencerca air liur yang hinggap di tenggorokan
Tersisa tinggal kenangan akan rasa permen itu sendiri
Pualam ini bukan mainan
Ini sungguhan
Uraian kata ini jujur
Bukan bohongan
Dijual, dibeli
Ditarik, diulur
Dikulum, diludah
Persis kamu yang sedang mempermainkan jiwaku
Jakarta, 15 Januari 2009
Pk. 18.41 WIB
Dibalik sinar lampu putih yang silaukan mata
Selasa, Januari 13, 2009
Kecewa (lagi)
Aku menanti sapamu diantara desir angin hari ini
Tapi tiada apa dan siapa yang hadir maupun mampir
Aku mampu merasakan jiwa dan tubuhku melemah
Aku terluka
Aku pikir diriku istimewa
Ternyata memang hanya dianggap biasa saja
Januari 13, 2009
pk. 23.59 WIB
Tapi tiada apa dan siapa yang hadir maupun mampir
Aku mampu merasakan jiwa dan tubuhku melemah
Aku terluka
Aku pikir diriku istimewa
Ternyata memang hanya dianggap biasa saja
Januari 13, 2009
pk. 23.59 WIB
Kamis, Januari 08, 2009
Penari bergincu merah terluka
Diam dengan gincu merah menyala
Matanya jalang, melirik kanan dan kiri dengan bahu yang bergidik
Hembusan napasnya persis penari topeng di panggung malam
Meliuk, riuh rendah penuh gelegak
Dia mati suri sejenak
Kontradiksi yang membuatnya nyaris gila
Kecenderungan yang memilukan
Dibalik gelak tawanya yang lepas
Banyak rahasia tersimpan
Sebaiknya kau waspada
Berjagalah
Jangan kau mau diperkosa oleh kepiluan yang sedang melanda
Karena kamu super manusia
Layak merasakan pedih di bawah nol
Pasang segera gincu merahmu
Lampirkan selendangmu di lehermu yang jenjang
Bebat segala kain yang telah kau tanggalkan
Jangan hiraukan kulit yang lembab
Menawanmu tidak akan hilang
Kau sama berharganya seperti manusia yang lain
Jangan panik dengan semua jelaga yang mereka hinakan atas tubuh dan dirimu
Kemilau mu tidak pudar
Kau itu kunang-kunang yang melingkari lilin merah menyala
Menarilah lagi dengan kesatuan antara tubuh dan ruh mu
Jangan lagi usap air mata yang luruh dari dua kelopak mawar matamu
Kamu merugikan detik hidupmu hanya untuk hal yang telah dikontruksi secara sistemik
Jangan tanya siapa yang salah dan siapa yang benar
Siapa yang iblis dan siapa yang malaikat
Mana surga mana neraka
Tapi SIAPA kamu?
Merdekalah
Pasang segera gincu merahmu
Lampirkan selendangmu di lehermu yang jenjang
Bebat segala kain yang telah kau tanggalkan
Jangan hiraukan kulit yang lembab
Menawanmu tidak akan hilang
Kau sama berharganya seperti manusia yang lain
Januari hari ke 8, tahun 2009
Taman firdaus bentuk kotak
Selesai jam 11.18
Untuk: perempuan berjelaga
Selasa, Januari 06, 2009
Mochabella
Sepersekian detik aku berhenti berlari diantara badai yang mendera
Sekepal tarikan angin membuatku jeda
Aku seperti menghembuskan gelembung udara
(blurp .... blurp .... blurp)
Ternyata itu namamu
Aku hanya ingin mendengar bahasa manusia
Yang sekiranya mampu kau terjemahkan dengan mudah
Jangan buat semua hal ini rumit
Karena aku manusia bukan malaikat
Tidak sanggup baca pikiranmu yang melengking tinggi
Diantara lautan nada yang kau ciptakan
Hampiri aku
Sampaikan salam
Sapa aku
Sampaikanlah pesan yang tersirat, kalau tak mampu tersurat
Aku menunggu
Dibalik semua rahasia di matamu
Aku dengan sangat sabar menanti
Aku tidak paham seberapa layak aku untuk orang bisu macam kamu
Aku tidak paham seberapa lama aku sanggup menjadi sumber inspirasimu
Aku tidak paham seberapa kuat aku tangguh di dunia kerumitanmu
Sederhanakan saja .....
Hampiri aku
Sampaikan salam
Sapa aku
Sampaikanlah pesan yang tersirat, kalau tak mampu tersurat
Aku menunggu
Dibalik semua rahasia di matamu
Aku dengan sangat sabar menanti
Bogor, Botanical Square
Selasa, 6 Januari 2009
Pk. 15.35 WIB
Diantara mochabella dan hujan, kombinasi yang sejuk
Dokumentasi
Kelabu yang indah
(Jepret!)
Kau merekam aku dalam benakmu
Aku gila
(Jepret)
Kau abadikan aku dalam pikiranmu
Aku absurd
(Jepret)
Kau ciptakan aku sebagai imajinasimu
Aku rumit
(Jepret)
Kau simpan dengan baik dalam analisamu
Aku benci kamu
(Jepret)
Apakah umpatan kali ini akan kau dokumentasikan dalam kotak rahasiamu?
Jakarta, 5 januari 2009
Dinihari, 01.45 WIB
Terlarang untuk orang yang egois seperti kamu
Minggu, Januari 04, 2009
Pesan rombeng
Aku lelah
Semampus-mampusnya aku kehilangan daya
Hingga seluruh nyawaku terkulai di ujung jurang
Sepertinya badai belum juga urung reda
Aku sudah di tempa angin yang merenggut seluruh ketahanan diriku
Ini terlalu banyak
Aku mulai berpikir tidak sanggup
Otakku mulai kotor
Mulutku keruh
Aku, diriku dan bayanganku
Kemana-mana bertiga
Perang berdamai dengan badai
Aku tidak kenal belantara ini
Terlalu
b.e.r.a.t.
aku ingin
p.u.l.a.n.g.
(pesan dalam kotak rombeng)
(bukan pesan dalam kotak yang penuh rahasia dan bisu)
(bukan juga pesan yang egois)
(hanya ada catatan kecil)
(“kemana kamu ketika aku butuh kamu?”)
Dinihari, pk. 1.03 pagi
Sebuah ruang yang kedap cinta
Kamu tidak diijinkan masuk, tidak untuk saat ini
Tidak untuk orang yang memilih untuk bisu!
Langganan:
Postingan (Atom)