Sepotong asa dalam alunan angklung di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok blog ini.
Rabu, Desember 03, 2008
Iya, kamu itu lintas dimensi!
Iya, kamu abstrak, kamu itu mentah, kamu itu seperti suling yang berbunyi nyaring ketika sore mulai menjelang, ketika angin mulai berhembus pelan di pelataran hidupku.
Iya, kamu manis, kamu itu buah kelapa, yang air dan dagingnya bisa ku tenggak dan kukunyah sesukaku, kamu kelapa muda, gurih, lezat dan sekaligus nikmat.
Iya, kamu indah, kamu itu lukisan pagi dengan mentari yang malu-malu muncul ketika subuh menjelang dan ayam jantan mulai berteriak dengan lagaknya yang sempoyongan karena habis bercinta dengan betinanya dinihari tadi.
Iya, kamu itu seperti mangga harum manis, ranum, harum, empuk, buah kesukaanku yang akan menemaniku nanti ketika aku memilih untuk menggunakan rahimku sebagai media memproduksi seorang manusia yang diawali dari embrio kemudian bayi.
Iya, kamu itu alunan musik, yang senantiasa bergema di kepalaku tanpa kenal waktu, kenal lelah, kenal denyut, kenal nama, kenal jenis kelamin, kenal seksualitas, kamu itu segalanya
Iya, kamu itu lintas dimensi. Yang saat ini sedang menjadi penguasa dalam keseluruhan diriku. Terus saja kamu melintas di kepalaku, mataku, benakku, hatiku, darahku, birahiku, membayangkan kamu seperti membayangkan adam dan hawa pertama kali bercinta.
Apakah cara mereka bercinta sama dengan gaya kita bercinta? Yang membuat semua benda disekeliling kita berbunyi dan berantakan?
Iya, aku yakin kini, kamu sudah mulai menjelma menjadi sosok yang selama kurun waktu 8 tahun terakhir aku bunuh.
Iya, aku masih pada titik menyangkal dan belum ingin dimiliki dan memiliki.
Iya, aku masih ingin menjerit dalam hatimu dan malahap seluruh tubuhmu ketika malam hadir.
Iya, aku masih ingin kamu meyakinkan aku bahwa perasaanmu juga sama seperti aku merasa ke kamu.
Pertanyaan adalah, bilamana hal itu terjadi?
Sebelum atau sesudah aku merdeka dari kehidupan?
Rabu, 3 Desember 2008
Selalu Nawi, kotak kecil istanaku
Pk. 15.43 WIB
Dalam rasa yang beranjak tumpul
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar