Kamis, Desember 18, 2008

Vonis seumur hidup



Dan aku sedang menikmati penggalan kata-katamu diperbincangan kita tadi sore
Aku masih mengutip sebagian kata di benakku
Tidak akan aku hapus

Menakjubkan (aku masih berdecak)

Aku terkagum-kagum dalam sekejap (terkejut tentu saja)

Kau mendadak sontak membuat pedih karena berpisah dari mu terobati seketika
Kau di kereta menuju suatu kota
Aku di sebuah kamar rumah sakit di negara malaysia
Dan kita berbicara
Dalam sebuah keaslian kita berbahasa

Kau ucap kata itu yang telah sekian lama aku tunggu
Kau bilang kata-kata mujarab itu yang telah sekian lama aku nanti
Kau jabarkan semua perasaanmu dalam sebuah percakapan teknologi canggih bernama internet
Meski dengan rasa ngilu, mengetik dengan rasa sakit karena lengan kiriku sudah tertancap jarum persiapan operasi, aku bertahan untuk tetap sekedar berbincang dengan kamu

Kamu tahu
Kamu memang indah
Kamu memang misterius
Kamu memang pelakon sejati
Kamu memang penikmat proses

Aku senyap dan tenggelam dalam kata-katamu
Aku hanyut hingga ke dasar telaga yang aku ciptakan khusus untuk kamu
Aku dahagamu
Dan kamu airku
Sadarkah kamu kalau kita saling melengkapi?
Meski tetap masih banyak lubang
Tetapi aku tahu, kita berdua memiliki kepercayaan,
Masih banyak waktu yang kita punya untuk sekedar membuat lubang itu terisi oleh gelak tawa dan airmata masing-masing dari kita

Kamu bilang aku itu sinar, semangat, pisau, malam, dan nada
Aku bilang kamu itu inspirasi, lagu, luka, hari dan semangat
Kita berdua sudah bicara cinta
Kemudian berikutnya kita akan bicara apa?
Aku tertawa
Mentertawakan rasa kita berdua
Bukan karena malu, tapi karena bahagia

Kau!
Sudah ku vonis bersalah.
Dikenakan hukuman seumur hidup
Karena sudah mencuri HATIKU!

Kamis, 18 Desember 2008
Pk. 21.35
RS Institut Jantung Negara – Kuala Lumpur
Bilik Tanjung, Lt 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar