Rabu, Desember 10, 2008

Perkara


01.05 WIB
Jam 1 dinihari, dikamar yang aku bayar tadi senja, berharap bisa menemukan bayangan diriku disini.
Bertemankan orang-orang yang sedang tidak aku inginkan berada disekitarku, aku sibuk mencari denting piano di isi otakku, tapi yang kutemukan malah suara2ku sendiri yang hilir mudik seperti semut mengangkut bangkai.

Jariku sibuk mengetuk huruf-huruf, matakuku sudah merah dan sedikit bengkak akibat daun kering yang kubakar, ada tenang, ada halusinasi yang berujung pada rasa lapar.

02.18 WIB
Benakku penuh, mataku belum lelah meski mulutku terus menguap, yang ada hanya hembusan asap rokok, sahabat terbaikku saat ini.
Perasaanku tumpul. Banyak bayangan melintas, liar, hilir mudik.
Ketakutanku kian memuncak dan aku tahu aku tidak berdaya.
Jadi kubiarkan ia merajalela kali ini, aku sama sekali membiarkan semua rasa masuk hingga nyerinya hingga ke tulang rusuk.

Punggungku kaku, napasku terasa kian sesak. Aku belajar sabar. Aku belajar ikhlas.
Dan mengapa itu menjadi dua hal yang terasa sangat sulit?

03.10 WIB
Dan meledak sudah. Dan menangis sudah. Air mataku terburai. Basah.
Melumatkan wajahku yang kuyu karena kelelahan yang berkepanjangan.
Dikala diri ini sudah tidak sanggup lagi berdiri diatas kakiku sendiri. Butuh sandaran. Tapi aku tidak ingin bersandar. Aku tidak sanggup lagi berpura-pura untuk menjadi si super.
Aku letih sendiri dan menanggung ini semua.
Aku ingin merobek topengku. Aku ingin menjerit dan memuntahkannya.
Aku ingin melukai tubuhku seperti sebelum-sebelumnya.
Aku ingin menghancurkan diriku sendiri.
Aku ingin mencabik-cabik sisa-sisa pertahananku.

Mestikah aku pasrah menghadapi hari itu?
Hari penentuan?
Ketika ada tangan-tangan manusia yang nantinya akan berperan menjadi Tuhan?
Dan mengobrak abrik diriku?

Aku terbungkus oleh sebuah keganjilan yang diciptakan rasaku sendiri
Seperti mengabdi pada sebuah kefanaan.
Menghamba pada sesuatu yang sifatnya absolut.

Kali ini kemana lagi aku mesti mengadu?
Jika aku merasa bahwa ini ada perangku sendiri
Bukan perkara menang atau kalah
Tapi ini perkara aku akan hidup atau mati?


Amaris,
Rabu, 10 Desember 2008
Pk. 03.20
Dalam kesendirian ....

1 komentar: